Sabtu, 05 April 2014

Makalah Pemeriksaan Diagnostik Sputum


 
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Secret
Sputum atau Secret adalah cairan yang diproduksi dalam alveoli dan bronkioli. Sputum yang memenuhi syarat pemeriksaan harus betul-betul dari trakea dan bronki bukan berupa air ludah. Sputum dapat dibedakan dengan ludah antara lain : ludah biasa akan membentuk gelembung-gelembung jernih di bagian atas permukaan cairan,sedang pada sputum hal ini jarang terjadi. Secara mikroskopis ludah akan menunjukan gambaran sel-sel gepeng sedang pada sputum hal ini tidak ditemukan . (Widman, 1994)
Sputum paling baik untuk pemeriksaan adalah  sputum pagi hari, karena sputum pagi paling banyak mengandung kuman. Sputum pagi di kumpulkan sebelum menggosok gigi, tetapi sudah berkumur dengan  air untuk membersihkan sisa makanan dalam mulut yang tertinggal. (B. sandjaja, 1992).

2.1.1 Klasifikasi Sputum
Sputum yang dikeluarkan pasien hendaknya dapat dievaluasi sumber, warna, volume, dan konsistensinya, karena kondisi sputum biassanya memperlihatkan secara spesifik proses kejadian patologik pada pembentukan sputum itu sendiri.
Klasifikasi bentukan sputum dan kemungkinan penyebabnya :
  1. Sputum yang dihasilkan sewaktu membersihkan tenggorokan, kemungkinan berasal dari sinus atau saluran hidung, bukan dari saluran nafas bagian bawah.
b.      Sputum banyak sekali dan purulen   proses supuratif (eg. Abses Paru)
c.       Sputum yang terbentuk perlahan dan terus meningkat   tanda Bronchitis/ bronchiektasia
d.      Sputum kekuning-kuningan   proses infeksi
e.       Sputum hijau   proses penimbunan nanah. Warna hijau ini disebabkan adamya verdoferoksidase yang dihasilkan oleh PNM dalam sputum. Sputum hijau ini sering ditemukan pada penderita bronkhiektasis karena penimbunan sputum dalam bronkus yang melebar dan terinfeksi.
f.       Sputum merah muda dan berbusa → tanda edema paru akut.
g.      Sputum berlendir, lekat, abu-abu/putih → tanda bronkitis kronik.
h.      Sputum berbau busuk → tanda abses paru/ bronkhiektasis.
2.2. Tempat Pengambilan Sputum
Umumnya di pagi hari, saat bangun tidur klien mengeluarkan sputum yang diakumulasi sejak semalam.
Bila klien tidak dapat batuk, kadangkala diperlukan suksion faringeal. Langkah sebagai berikut:
v  lakukan perawatan mulut
v  minta klien untuk napas dalam lalu batuk. Diperlukan sputum sebanyak 15-30mL
v  lakukan kembali perawatan mulut.
                                                       
2.3. Persiapan Alat
v  Sputum pot (tempat ludah) yang bertutup
v  Botol bersih dengan penutup
v  Hand scoon
v  Formulir dan etiket
v  Perlak pengalas
v  Bengkok
v  Tissue
v  Disinfektan dan alat pengusap, atau sabun cair dan air
v  Label yang berisi lengkap
v  Obat kumur
2.4. Prosedur Tindakan
  1. Jelaskan kepada klien apa yang akan Anda lakukan, mengapa hal tersebut perlu dilakukan dan bagaimana klien dapat bekerja sama. Diskusikan bagaimana hasilnya akan digunakan untuk perawatan atau terapi selanjutnya. Berikan informasi dan instruksi berikut pada klien:
v  Tujuan pemeriksaan, perbedaan antara sputum dan saliva, dan cara mendapatkan    spesimen sputum,
v  Jangan menyentuh bagaian dalam wadah specimen,
v  Untuk mengeluarkan sputumlangsung ke dalam wadah sputum,
v  Untuk menjaga bagian luar wadah tidak terkena sputum, bila memungkinkan,
v  Cara memeluk bantal secara kuat pada insisi abdomen bila klien merasa nyeri saat batuk,
v  Jumlah sputum yang diperlukan (biasanya 1-2 sendok the (5-10 ml) sputum cukup     analisis),
v  Cuci tangan dan observasi prosedur pengendalian infeksi lain yang sesuai.
  1. Berikan privasi klien.
  2. Berikan bantuan yang diperlukan untuk mengumpulkan specimen, contoh :
v  Bantu klien mengambil posisi berdiri atau duduk (mis., posisi Fowler-tinggi atau- semi atau pada tepi tempat tidur atau kursi). Posisi ini memungkinkan ventilasi dan  ekspansi paru yang maksimum.
v  Minta klien untuk memegang bagian luar wadah sputum, atau, untuk klien yang  tidak dapat melakukannya, pasang sarung tangan dan pegang bagian luar wadah  tersebut untuk klien.
v  Minta klien untuk bernapas dalam dan kemudian membatukan sekresi. Inhalasi  yang dalam memberikan udara yang cukup untuk mendorong sekresi keluar dari  jalan udara ke dalam faring.
v  Pegang wadah sputum sehingga klien dapat mengeluarkan sputum ke dalamnya,  pastikan sputum tidak kontak dengan bagian luar wadah. Memasukan sputum ke  dalam wadah akan mencegah penyebaran mikroorganisme ke tempat lain.
v  Bantu klien untuk mengulang batuksampai terkumpul jumlah sputum yang cukup.
v  Tutup wadah segera setelah sputum berada di dalam wadah. Menutup wadah akan  mencegah penyebaran mikroorganisme secara tidak sengaja ke tempat lain.
v  Bila sputum mengenai bagian luar wadah, bersihkan bagian luar dengan  disinfektan. Beberapa institusi menganjurkan untuk membersihkan seluruh bagian  luar  wadah dengan sabun cair dan air dan kemudian mengeringkannya dengan  handuk kertas.
v  Lepas dan buang sarung tangan.
  1. Pastikan klien merasa nyaman.
v  Bantu klien untuk membersihkan mulutnya dengan obat kumur, bila dibutuhkan.
v  Bantu klien mengambil posisi nyaman yang memungkinkan ekspansi paru secara  maksimal, bila diperlukan.
  1. Beri label dan bawa spesimen ke laboratorium.
v  Pastikan informasi yang benar tertulis pada label dan slip permintaan laboratorium.  Tempelkan label dan lampirkan perimintaan laboratorium pada wadah spesimen.  Identifikasi dan/atau informasi yang tidak akurat pada wadah spesimen dapat  membuat kesalahan diagnosis atau terapi.
v  Atur agar specimen dikirim segera ke laboratorium atau di dinginkan. Kultur  bakteri harus segera dimulai sebelum organisme yang mengkontaminasi tumbuh dan  berkembang baik sehingga memberikan hasil positif palsu.
  1. Dokumentasikan semua informasi yang relevan.
v  Dokumentasikan pengumpulan spesimen sputum pada catatan klien.  Pendokumentasian meliputi jumlah, warna, konsistensi (kental, lengket, atau encer),  adanya hemoptisis (darah pada sputum), bau sputum, tibdakan yang perlu dilakukan  untuk mendapatkan sputum (mis., drainase postural), jumlah sputum yang  dihasilkan secara umum, adanya ketidaknyamanan yang dialami klien. 
2.5. Tujuan Spesimen
Pemeriksaan sputum bersifat mikroskopik dan penting untuk diagnosis etiologi berbagai penyakit pernapasan. Pemeriksaan mikroskopik dapat menjelaskan organism penyebab penyakit pada berbagai pneumonia bacterial, tuberkulosa, serta berbagai jenis infeksi jamur. Pemeriksaan sitologi eksfoliatif pada sputum dapat membantu diagnosis karsinoma paru-paru. Sputum dikumpulkan untuk pemeriksaan dalam mengidentifikasi organisme patogenik dan menentukan apakah terdapat sel-sel malignan atau tidak. Aktifitas ini juga digunakan untuk menkaji sensitivitas (di mana terdapat peningkatan eosinofil). Pemeriksaan sputum secara periodik mungkin diperlukan untuk klien yang mendapat antibiotik, kortikosteroid, dan medikasi imunosupresif dalam jangka panjang, karena preparat ini dapat menimbulkan infeksi oportunistik. Secara umum, kultur sputum digunakan dalam mendiagnosis untuk pemeriksaan sensitivitas obat dan sebagai pedoman pengobatan. Jika sputum tidak dapat keluar secara spontan, klien sering dirangsang untuk batuk dalam dengan menghirupkan aerosol salin yang sangat jenuh, glikol propilen yang mengiritasi, atau agen lainnya yang diberikan dengan nebulizer ultrasonic.
Print Friendly and PDF

0 komentar:

Posting Komentar